Sabtu, 12 November 2016

SURGA CITARASA ACEH DI KOTA LUMPIA




        Akhir pekan kemarin. Setelah selesai main dengan teman saya. Kami lapar dan mengunjungi kedai mie Aceh langganan Kami.Ahh  Saat menulis blog ini Saya membayangkan nya saja jadi laparrr. Waktu kami kesana suasana kedai tersebut sangat ramai .Seperti biasanya kami harus menunggu lama dan ditengah bosan menunggu. Kami mewawancarai Sayid,salah satu pembeli Mie Aceh Bang Wali. “ Waktu Pertama kali mencicipi nya langsung terkesan cita rasa yang berbeda dari makanan kekinian yang lain, terutama dari segi porsi yang relatif banyak yang membuat mahasiswa seperti saya puas dengan pelayanan nya” kata pelanggan yang mengaku sangat suka kuliner khas Tanah Gayo ini. Rempah – rempah yang jumlahnya variatif  dengan komposisi yang seimbang dan pas sengaja disajikan oleh pemilik warung Mie Aceh dengan maksud menyihir indra perasa dari si empunya. Bahkan tak jarang ketika pertama kali mencoba Mie Aceh, pelanggan akan langsung kembali untuk membeli keesokan hari, seakan akan Mie Aceh mempunyai daya magis tersendiri untuk pelanggannya. Intensitas Pelanggan Mie Aceh yang datang pun terbilang relatif banyak, mayoritas minimal 4 kali dalam satu bulan  pelanggan menyempatkan diri untuk menyambangi kedai Mie Aceh ini , bahkan ada beberapa keluarga yang menjadikan jadwal makan ke Mie Aceh bang Wali ini sebagai agenda rutin setiap malam hehehe, karena memang sudah direncanakan untuk tidak masak dan diganti dengan makan ke Mie Aceh bersama – sama satu  keluarga.

Keramaian pelanggan Mie Aceh Bang Wali Semarang


Hal seperti inilah yang patut diikuti oleh keluarga di Indonesia, pastinya kehangatan dan harmonisasi keluarga akan lebih terasa. Dilain sisi, cita rasa kaya yang dihadirkan oleh Mie Aceh ini menjadi alasan tersendiri bagi anggota keluarga untuk mencicipinya  bersama sama dan saling bertukar pendapat maupun saling icip – menyicip. Sebut saja variasi Mie Aceh  yang banyak membuat pera pelanggan menjadi sangat dimanjakan dalam menentukan pilihan sesuai selera rasa nya. Mie Aceh bisa dibuat goreng, tumis maupun kuah dan toppingnya bisa ditambahkan ayam, daging sapi, seafood seperti cumi dan udang, telur  yang dibuat mata sepi (ceplok ) atau dadar, juga ada kepiting dan sebagainya. Bisa dibayangkan betapa pilihan rasa yang disediakan oleh penjual sangat memanjakan penikmat kuliner Mie Aceh ini. Yang sangat mengherankan dan cukup membuat terhenyak adalah harganya yang dipatok murah oleh si Penjual, sangat murah malahan anggapan oleh beberapa orang sehingga lebih sering para pelanggan membelinya langsung daripada mencoba untuk membuatnya sendiri.
Mie Aceh Topping Udang


     Jika dibandingkan dengan kualitas rasa dari Mie Aceh, seharusnya dapat dihargai seperti makanan makanan restoran karena jaminan rasa yang cukup tinggi, namun Penjual pun seperti tidak ingin serakah dalam mendapatkan rezeki miliknya, entah sebagai bagian dari strategi bisnis atau hasil dari penghitungan matematis yang sesuai, harga murah ini menjadi keuntungan tersendiri,  karena mampu mendapatkan segmen pasar baru yang notabene  cukup masif untuk masalah kuliner, yaitu mahasiswa. Ya memang sudah menjadi rahasisa umum bahwa harga – harga murah selalu menjadi incaran mahasiswa, mengingat daya tampung uang saku yang tidak setebal orang – orang yang sudah bekerja hehehe, bahkan untuk urusan kuliner mahasiswa pun sering menyiasatinya dengan cara mencari makanan berharga murah dengan kuallitas yang tidak murahan, maka di Mie Aceh bang wali ini lah tempatnya yang bersih, sebuah keuntungan tambahan didapat oleh Mie Aceh Bang Wali ini karena salah satu segmen pelanggannya adalah mahasiswa, karena mahasiswa dapat dengan masifnya beriklan secara sukarela karena mereka memang sudah pernah menyicipi dan kemudian menyukai mie aceh ini, lalu tidak jarang para mahasiswa yang sudah mencicipinya bercerita kepada teman mahasiwa yang lain dan mengajak untuk mencicipinya sekali kali, kemudian terjadilah sebuah kebiasaan yang mudah ditebak, yaitu rasa ketagihan yang datang dengan daya begitu magis,  hampir tidak bisa ditolak oleh pelanggan.  Yah memang Mie Aceh  mempunya daya ikatnya tersendiri dan pantas dijadikan sebagai pelengkap khazanah kuliner di Indonesia. Kalau menurut saya, memang masih ada beberapa  kekurangan yaitu kurang banyak lagi varian topping yang bisa ditawarkan seperti sossis, bakso dan lain sebagainya agar kemudian selera dari setiap pelanggan dapat terakmodir. Selain itu juga seharusnya didirikan beberapa cabang sebagai upaya untuk mengekspansi bisnisnya dilain sisi juga untuk memanjakan para pelanggan yang datang dari berbagai penjuru daerah di kota semarang karena saya yakin, banyak pelanggaan dari mie aceh ini sudah banyak dan tersebar merata di seluruh kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar